Rabu, 28 September 2011

PROMOSI OKTOBER 2011

Bimbingan Belajar "BELANTARA SAINS" membuka pendaftaran kelas/group baru bagi siswa-siswi SD-SMP-SMU yang ingin belajar IPA dan MATEMATIKA.

DAFTAR SEKARANG JUGA......!!! TEMPAT TERBATAS
BEBAS BIAYA PENDAFTARAN SELAMA BULAN OKTOBER 2011

HUB:
BELANTARA SAINS
Jl.Gotong Royong II Blok B No.1 Kapuk
Jakarta Barat 11720
Telp: 021-5416882

LOGIKA MATEMATIKA "BENTENG KEHIDUPAN TERKUAT ADALAH "KEBENARAN"

Dalam logika matematika hanya ada dua nilai yaitu BENAR dan SALAH. Namun dalam akal manusia nilai BENAR dan SALAH itu tidak lagi mutlak tetapi relatif. Manusia selalu cenderung menganggap apa yang dipikirkannya adalah BENAR sekalipun seorang anak kecil. Inilah yang membuat lama-kelamaan KEBENARAN itu menjadi abstrak dan menimbulkan banyak kesesatan.

Dalam ilmu pasti (Matematika misalnya) Nilai kebenaran itu mutlak tidak ada keraguan, hanya sebelum menentukan nilai BENAR dan SALAH haruslah ada dua pernyataan. Bahkan dalam mengambil kesimpulan dengan nilai KEBENARANNYA haruslah ada dua premis (pernyataan yang dianggap memiliki nilai BENAR).

Dalam sebuah buku "tua" ada suatu kata bijak yakni "TAK SEORANGPUN BENAR SEORANGPUN TIDAK". Pernyataan ini bisa diterima oleh semua orang yang normal karena mereka menyadari akan faktor "human error". Jadi jika kita jadikan:
Premis (I) : Tak seorangpun benar seorangpun tidak maka jangan percaya siapapun........BENAR
Premis (II):  Jangan percaya siapapun maka percayalah pada kebenaran.........BENAR

Konklusi atau kesimpulan untuk hal diatas (SILOGISME) adalah Takseorangpun benar maka percayalah pada KEBENARAN.

Dari uraian diatas maka pokok persoalan adalah CARILAH DAHULU KEBENARAN......

Jika kita membuat dua premis lagi :
Premis (I) :Tak ada manusia yang benar karena manusia berpikir dia benar
Premis (II): manusia berpikir dia benar
Kesimpulannya : Tak ada manusia yang benar

Kesimpulan diatas ditarik dengan MODUS PONENS .

Konklusi diatas mengingatkan kita akan perkataan buku "tua" itu Celakalah orang yang mengandalkan pikirannya....kenapa ya karena dia tidak benar....

Jika kita menggunakan Modus Tollens untuk menarik kesimpulan dari :
Premis (I) :Mengandalkan pikiran maka manusia celaka
Premis (II):Manusia tidak celaka
Kesimpulannya adalah : tidak mengandalkan pikiran

Dari ketiga pola penarikan kesimpulan di atas maka satu fakta yang kita temukan bahwa BUKU TUA itu benar.....berarti kita harus cari tahu apa itu BUKU TUA itu....

SELAMAT MENCARI.....BAGI MURID MURID YANG TELAH BELAJAR LOGIKA sebenarnya sebagian sudah diuji kebenaran beberapa bagian dari BUKU TUA itu dengan LOGIKA MATEMATIKA dan hasilnya BENAR.....tapi lucunya ada suatu aliran yang mengatakan percaya pada BUKU TUA itu tapi tidak menyarankan pengikutnya untuk membaca....ya gpp jugalah karena gak semua kok masuk dalam KERAJAAN KEBENARAN itu....kalaupun waktu mereka terlambat kita juga gak rugi....SELAMAT MENCARI ya pembaca......hahahahah

EINSTEIN BERKATA:

"Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed" (Agama tanpa ilmu adalah buta, Ilmu tanpa agama adalah lumpuh)

"Knowledge is something extraordinary in case someone does not have to spent his life on it" (Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang luar biasa seandainya seseorang tidak harus menghabiskan hidupnya terhadap hal tersebut)

"Many people say that the intelligence that make the great scientists. They are mistaken....it is a characthers" (Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seorang ilmuan besar. Meraka salah.....itu adalah karakter)

"The only thing that interferes with my learning is my education" (Satu-satunya hal  yang bertentangan dengan ilmu pengetahuanku adalah pendidikanku)

"GOD doesn't play dice"  (TUHAN tidak bermain dadu)

"Gravitation can not be held responsible for people falling in love" (Hukum gravitasi tidak berlaku bagi orang yang sedang jatuh cinta)

"The only source of knwoledge is experience" (Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman)

"If the facts don't fit the teory, change the facts" (Jika fakta tidak sesuai dengan teori, rubahlah faktanya)

"I never think of future. It comes soon enough" (Saya tidak pernah memikirkan masa depan, masa depan akan segera datang)

Selasa, 27 September 2011

VEKTOR

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing 10 Newton seperti gambar berikut.
Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan nilai resultan kedua vektor!
Pembahasan



Soal No.2
Perhatikan gambar berikut!
 
Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!
 
Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-masing vektor, kemudian masukkan rumus resultan:

 
Soal No.3
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2=25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.
Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
 [Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]
 
Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan



b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x



 
Soal No. 4
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar selisih kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor! (Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:



Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:



Kuadratkan ruas kiri dan kanan



Kali silang :



Soal No.5
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang ditempuh perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)
Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras). Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

 
Tips
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120o maka  resultan kedua vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:
 
Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120o maka nilai resultan kedua vektor juga 10 N. 
 
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita) tahun 2000.
 
Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini! 
 
 
Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....
A. 2,0 N
B. 2 √3 N
C. 3,0 N
D. 3 √3 N
E. 4√3 N
 
Pada soal di atas 2 buah vektor (gaya) 3 N membentuk sudut 120o, sehingga resultan kedua gaya  juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Data:

Soal No. 7
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.



Dengan metode poligon tunjukkan :
(i) d = a + b + c
(ii) d = a + bc
(iii) d = ab + c


Pembahasan

Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c



(ii) d = a + bc



(iii) d = ab + c


ALBERT EINSTEIN

Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20. Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori “relativitas”-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori khusus “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang, “semuanya adalah relatif.” Teori Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris menjemukan itu. Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak pendapat kita tentang ruang dan waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa –sebutlah namanya X–meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan. Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju pada arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan yang berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi bumi pada kecepatan 180.000 kilometer per detik. Pengamat di atas pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang angkasa itu melaju pada arah yang bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan antara kedua pesawat itu 80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat tak bisa tidak akan bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari kedua pesawat ruang angkasa, mereka akan bersepakat bahwa jarak antara keduanya bertambah pada tingkat ukuran 100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000 kilometer per detik.
Kelihatannya hal ini mustahil. Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-jangan ada perincian yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil, tak ada apa pun yang kurang, alat rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak mengecoh. Menurut Einstein, hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi semata-mata sebagai akibat dari sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah bisa diperhitungkan lewat rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi “teori relativitas” bagaikan menjauhi hipotesa “menara gading,” seolah-olah teori itu tak punya arti penting samasekali. Tak seorang pun –tentu saja tidak– membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan “teori relativitas” Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000 kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya. Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak orang memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun, bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman. Gagasan itulah kemudian mewujudkan “Proyek Manhattan” yang akhirnya bisa menciptakan bom atom pertama.
“Teori relativitas khusus” mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah dirumuskan manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena “teori relativitas umum” Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah lantaran kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk lengkung angkasa luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!
Bagaimana bisa orang mengukur bentuk lengkung ruang angkasa?
Einstein bukan sekedar mengembangkan secara teoritis, melainkan dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih dan jelas sehingga orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa diuji. Pengamatan berikutnya –dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan tatkala gerhana matahari total– telah berulang kali diyakini kebenarannya karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.
Teori umum tentang relativitas berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan semua hukum-hukum ilmiah. Pertama, Einstein merumuskan teorinya tidak atas dasar percobaan-percobaan, melainkan atas dasar-dasar kehalusan simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas dasar rasional seperti lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para cendekiawan abad tengah perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan metode ilmuwan modern yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga: pemikir Yunani dalam hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil mengelola dan menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan dengan sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari pendekatan Einstein adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu yang amat indah, bergaya, teguh dan secara intelektual memuaskan semua teori ilmiah.
Teori relativitas umum juga dalam beberapa hal berdiri secara terpisah. Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya kira-kira saja berlaku. Ada yang kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua. Sedangkan mengenai teori umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya diterima tanpa kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan teoritis atau percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori umum relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan di masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh sesuatu teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas tetap merupakan pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan dalam usahanya menuju kebenaran terakhir.
Meskipun Einstein teramat terkenal dengan “teori relativitas”-nya, keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga membuatnya tersohor selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh Hadiah Nobel untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya membeberkan efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu Einstein membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.
Anggapan lama lewat percobaan yang tersendat-sendat mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari gelombang elektro magnit, dan gelombang serta partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan hipotesa Einstein menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan dengan teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya pengaruh besar dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam radiasi, energi elektron dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah tertentu) yang saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.
Dalam hal menilai arti penting Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac Newton merupakan hal menyolok. Teori Newton pada dasarnya mudah dipahami, dan kegeniusannya sudah tampak pada awal mula perkembangan. Sedangkan “teori relativitas” Einstein teramat sulit dipahami biarpun lewat penjelasan yang cermat dan hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan Newton mengalami benturan dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah tampak luntur atau goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, “teori relativitas” penuh dengan hal yang saling bertentangan. Ini merupakan bagian dari kegeniusan Einstein bahwa pada saat permulaan, ketika gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum diuji yang dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak dikenal, dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan mencampakkan teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan hati-hati merenungkan terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa kontradiksi ini hanya pada lahirnya saja sedangkan sebenarnya tiap masalah selalu tersedia untuk memecahkan kontradiksi itu dengan cara yang halus namun cerdik dan tegas.
Kini, kita anggap teori Einstein itu pada dasarnya lebih “correct” ketimbang teori Newton. Jika begitu halnya kenapa Einstein ditempatkan Lebih bawah dalam daftar tingkat urutan buku ini?
Alasannya tersedia. Pertama, teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak dasar dan batu pertama ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa karya Newton, kita tidak akan menyaksikan teknologi modern sekarang ini. Bukannya Einstein.
Ada lagi faktor yang menyebabkan mengapa kedudukan Einstein dalam urutan seperti yang pembaca saksikan. Dalam banyak hal, perkembangan suatu ide melibatkan sumbangan pikiran banyak orang. Ini jelas sekali misalnya dalam ihwal sejarah sosialisme, atau dalam pengembangan teori listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak 100% merumuskan “teori relativitas” dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian terbesar memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan arti penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi seorang, si genius dan si jempolan, Einstein.
Einstein lahir tahun 1879, di kota Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara Swiss tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas Zurich tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun itu pula dia menerbitkan kertas kerja perihal “relatif khusus,” perihal efek foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal di dunia. Teori-teorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada saat berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika “Kaisar Wilhelm” serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.
Pemerintah Jerman tidak menyesal menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan “teori umum relativitas,” dan tahun 1921 dia memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan dialah ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.
Karena Einstein seorang Yahudi, kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun 1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat. Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.
Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh terhadap sistem politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan Pacifis, dan seorang penyokong teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola. Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: “Bersukarialah para arwah karena hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!” sebetulnya lebih kena untuk Einstein.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

MENGGAPAI CITA MENJADI GEOLOGIST DI BELANTARA SAINS

Panggil aku "Peter" , nama lengkapnya sih Peter Andreas Devonian Purba. Sesuai judul diatas jelas bahwa saya ingin menjadi seorang geologist, ya ini juga kalau TUHAN menghendaki....
Belajar di BELANTARA SAINS sejak SD hingga saya berhasil masuk SMP Negeri 45 salah satu SMP favorite Jakarta Barat. Kesan saya belajar di Belantara Sains cukup nyaman, meski saya baru menduduki bangku SMP tetapi saya sudah terbiasa bergaul dengan anak-anak SMU dan MAHASISWA.
Di Belantara Sains selain belajar dengan metoda yang baik terjalin keakraban diantara siswa-siswi bahkan pada eks alumni Bimbel ini. Bahkan sering bermain bersama dan membentuk Team Futsal.....
Ok ...meski singkat tapi aku rasa jelas bahwa belajar di Bimbel ini cukup mengasyikkan........tunggu apa lagi....segera bergabung demi Masa Depan.....Bravo !!!!!!!!

SAYA SEMAKIN PD DI BELANTARA SAINS

Satu yang unik di BELANTARA SAINS adalah siswa-siswinya di bina untuk percaya diri dan berani tampil khususnya dalammenyelesaikan persoalan-persoalan Matematika-Fisika-dan Kimia. Bimbel ini mengajar murid dengan pemahaman konsep yang dalam sehingga jiwa eksplorer siswa-siswinya semakin berkembang. Bimbel ini bukan sekedar mengejar nilai tinggi tetapi bagaimana siswa-siswinya memahami untuk apa setiap pelajaran yang diajarkan sehingga murid terangsang untuk lebih dalam lagi memahami sains.
Saya sudah sejak kelas 2 SMP di Bimbel ini dan sekarang saya adalah siswa SMU Negeri 78 Jakarta. Saya nyaman di Bimbel ini karena selain proses belajar mengajar tercipta juga suasana kekeluargaan sehingga meski saya baru duduk di bangku SMU tetapi saya juga akrab dengan mantan siswa-siswa BELANTARA SAINS yang berada di Universitas dalam maupun luar negeri......
Saran saya....mari segera bergabung bersama kami......by "little josh"

JAKET KUNING UI

Hai....nama saya Stephanie Virgana. Saya alumni SMU Negeri 78 Jakarta. Saat ini saya adalah mahasiswi FMIPA Jurusan KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA.
Setahun lebih saya bimbingan belajar di BELANTARA SAINS yang dulunya bernama Quantum Trisetia Learning. Pengalaman saya selama belajar disana cukup menyenangkan, Bimbelnya tidak terlalu besar, tetapi uniknya banyak siswa-siswi dari berbagai sekolah di bilangan Jakarta Barat datang belajar disana seperti SMU KETAPANG, REGINA PACIS, SMAK PENABUR IV dan VI, SMU BETHEL DADAP, SMU Negeri 2, SMU Negeri 33, SMU Negeri 96, SMU Negeri 16, SMU SANG TIMUR, SMU BINTANG KEJORA, TARSISIUS dan juga SMP lainnya.
Satu hal yang berharga bagi saya adalah di Bimbel ini melalui pengetahuan sains banyak hal yang tadinya tidak terpikirkan dapat dijelaskan baik itu tentang keberadaan Pencipta, Hubungan sesama manusia, dan berbagai hal lainnya yang tidak diduga-duga. Hal ini membuat belajar sains semakin menyenangkan.....
Guru yang kami sebut :"Prof" meski bukan professor melainkan professional ..(hahahahah...)selalu memberi semangat dan motivasi bagi siswa-siswinya.....
Well gak panjang-panjang lagi.....kamu telah menentukan pilihan yang tepat jika belajar di BELANTARA SAINS.......tunggu apa lagi

Senin, 26 September 2011

BELANTARA SAINS

Belantara Sains berdiri sejak 2005 yang berlokasi di Jl.Gotong Royong II Blok B No.1 Kapuk Jakarta Barat. Awalnya Bimbel ini bernama Quantum Trisetia Learning, namun untuk menghindari kesamaan nama dengan Bimbel lain maka ditetapkan sejak 1 Oktober 2011 Bimbel ini bernama BELANTARA SAINS.


Belantara Sains adalah wahana yang tepat untuk siswa-siswi belajar IPA dan Matematika. Metoda pengajaran yang kami miliki adalah jaminan prestasi bagi siswa-siswi dalam meraih cita-citanya disamping jalinan persahabatan yang terbentuk dari berbagai sekolah di bilangan Jakarta Barat.

Bimbel ini meski sederhana dan kecil namun telah mampu menghantarkan siswa-siswinya meraih prestasi dan sekolah-sekolah unggulan bahkan universitas negeri di Indonesia.

Selain kelas reguler, Belantara Sains juga melayani private les dan grup dimana guru datang ke rumah.

Tunggu apa lagi...segera bergabung dengan kami.......Hubungi kami di 021-5416882